Home Page
cover of rocil part 2 cdn
rocil part 2 cdn

rocil part 2 cdn

00:00-33:30

Nothing to say, yet

Podcastspeechfoghornmusicambient musicscary music
0
Plays
0
Downloads
0
Shares

Transcription

The Voschat family faces challenges as they navigate war and business competition. They ally with opposing forces and face a major scandal that threatens their reputation. Despite this, they remain resilient and find new ways to face an unpredictable future. James Rothschild takes over leadership from his brother Nathan and explores the growing railway industry. The family manages their finances well and expands into various fields, including mining and metallurgy. They face competition from J.P. Morgan & Co. and help finance France during the Franco-Prussian War. Lionel de Rothschild becomes a member of Parliament and works to improve the lives of the Jewish community in London. The family focuses on rebuilding their wealth, expanding their businesses, and investing overseas, particularly in America. Dalam keluarga Voschat, kekuasaan dan kekayaan telah menjadi bagian dari warisan yang tak terbantahkan. Namun, dengan kejayaan itu juga datang tantangan yang tak terduga. Ketika perang dan persaingan bisnis semakin membanas, mereka harus menafigasi arus yang berubah dengan cepat. Dalam keadaan yang semakin sulit, keluarga ini terpaksa bersekutu dengan pihak yang bersebrangan, hanya untuk bertahan. Namun, ketika skandal besar meruntuhkan reputasi mereka, mereka dihadapkan pada ujian terbesar dalam sejarah keluarga. Meskipun begitu, semangat dan keuletan keluarga ini terus menyala, menciptakan jalan baru untuk menghadapi masa depan yang tidak terduga. Inilah kisah dinasti Rothschild yang menghadapi cobaan dan tantangan, tetapi tetap kuat dan teguh dalam menjalankan kehormatan dan keberlanjutan keluarga mereka. Kekosongan posisi pemimpin yang tadinya ditempati oleh Nathan, kemudian digantikan oleh James Rothschild, si bungsu yang ditempatkan di Paris dan memang memiliki karakter yang cukup mirip dengan Nathan. Dia menjadi panglima tertinggi dinasti keluarga yang merasakan langsung bagaimana tekanan yang dihadapi kakaknya selama ini. Meski margin keuntungan dari pasar valuta asing dan perang masih menjadi sumber penghasilan yang paling besar, tetapi keluarga Rothschild menghadapi persaingan yang semakin ketat dan mulai mengancam bagian keuntungan mereka. James sadar bahwa untuk membawa kecayaan yang lebih besar bagi keluarganya, dia harus mencari keunggulan lain. Sebagai anak bungsu, James punya pendidikan yang lebih tinggi dibanding kakak-kakaknya. Ini yang menjadi bekal dan harapan tersendiri supaya James bisa membawa keluarga Rothschild lebih jaya lagi. Dia kemudian melirik industri baru yang sedang berkembang, yaitu industri perkereta apian. Di tahun 1800-an, Eropa melakukan perluasan jalur kereta api yang sangat besar, dimulai dari jalur Stockton-Darlington di Inggris pada tahun 1825. Jalur kereta api ini telah merevolusi transportasi, mendorong pertumbuhan industri, meningkatkan perdagangan dan secara otomatis menghubungkan wilayah-wilayah besar di Eropa. Sepanjang tahun 1840-an, keluarga Rothschild kemudian menyediakan pembiayaan untuk banyak usaha perkereta apian dan mereka juga mendapat perolehan komisi dan keuntungan yang sangat besar dari perdagangan obligasi serta saham perkereta apian. Mereka sangat pandai mengelola uang mereka dan tahu bagaimana cara mengurangi resiko kehilangan uang dalam berbisnis. Perkembangan dan bisnis mereka pun membuat mereka sekarang bukan hanya seorang bankir, tetapi juga menjadi investor dan pebisnis di berbagai bidang. Salah satunya, bisnis matalurgi pertambangan dan perkereta apian. Kekayaan mereka harus meningkat dan bertambah tidak peduli dengan situasi ekonomi apapun yang dihadapi oleh Eropa. Masih di tahun 1840-an, ketika pemerintah Perancis terus menderita kejalahan perang secara berturut-turut, negara itu mulai terlibit hutang dan perekonomian negara menjadi sangat terpuruk hingga menyebabkan masyarakat Perancis semakin membenci pemerintah dan para pemodal yang mendukung mereka. Pemodal itu salah satunya adalah keluarga Rothschild yang akhirnya menerima dampak kemarahan masyarakat Perancis di mana mereka membakar bank Rothschild di Perancis yang membuat James jadi kualahan menghadapi situasi tersebut dan terancam akan mengalami kebangkrutan. James terpaksa meminta bantuan kepada keponakannya yaitu putra sulung Nathan yang tinggal di Londrian yaitu Lionel de Rothschild. Sebenarnya jika Lionel membantu James, dia menghadapi resiko besar dan potensi kerugian. Tetapi seperti yang sudah diwasiatkan oleh kakeknya, keluarga harus menjadi yang utama dalam hal apapun. Lionel akhirnya membantu dan mengatur pinjaman dari bank di London untuk menyelamatkan temannya dari kebangkrutan. Lionel juga yang tampaknya lebih memiliki pemikiran sosialis bertekad membantu masyarakat di London, khususnya kaum Yahudi mendapatkan kehidupan yang jauh lebih sejahtera. Jadi, dia pun mencalonkan diri di parlemen dan membayar media untuk membantunya terpilih. Di pertengahan abad ke-19, sebagian besar pembatasan terhadap kaum Yahudi Inggris memang telah dihapuskan. Dewan telah mengesahkan undang-undang yang mengizinkan seorang Yahudi untuk ikut duduk di parlemen. Atas dasar hukum ini, di bulan Agustus 1847, Lionel de Rothschild mengajukan diri sebagai kandidat partai liberal untuk kota London. Lionel memang kemudian terpilih, tapi ada masalah yang dihadapinya saat pelantikan anggota parlemen, dimana Lionel harus mengucapkan sumpah berdasarkan Alkitab. Tetapi Lionel menolak dan bersikeras ingin bersumpah berdasarkan perjanjian lama. Setahun kemudian, anggota Dewan menghapus peraturan sampah tersebut dan membuat Lionel maju menempati kursi parlemen. Seiring berjalannya waktu, usia James yang semakin tua membuat Lionel nampaknya harus pelan-pelan berperan sebagai pemimpin keluarga Rothschild, mengisi posisi yang dulu ditempati oleh ayahnya. Namun, zaman telah berubah banyak pada saat itu. Meski keluarga mereka sangat berkuasa di Eropa, tetapi era baru membawa kerajaan perbankan baru masuk ke Eropa, yaitu J.P.Morgan & Co. yang dimiliki oleh J.P.Morgan. Kedatangan perusahaan ini menciptakan persaingan yang besar dan getap bagi keluarga Rothschild. J.P.Morgan adalah bankir dari Inggris yang awalnya bekerja untuk perusahaan perbankan dagang, yaitu George Peabody & Co. di tahun 1864. Setelah peabody pensiun, J.P.Morgan mengambil alih perusahaan tersebut. Dia masih muda saat itu, tapi pola pikirnya sangat dewasa dan dianggap menghibur oleh pemuda lain. Jika menyangkut soal bisnis, J.P.Morgan suka mengeksplorasi hal-hal baru dan berani mengambil resiko besar dalam perjalanan bisnisnya. Bagi muda, untuk bisa masuk ke Liga Besar Perbandang, itulah yang harus dilakukannya, menjadi orang yang berani mengambil resiko dan dia memilih untuk terjun ke resiko pendanaan pemerintah dan untuk para bankir di tahun 1800-an, tidak ada peluang bisnis dengan keuntungan besar yang lebih baik daripada perang. Tidak lama setelah J.P.Morgan mengambil alih perusahaan pribadi, ada peluang menarik bagi Morgan dalam berbisnis. Saat itu, di tahun 1867, Perancis yang ekonominya telah bangkit kembali mencoba membeli Luxembourg dari Belanda. Tetapi, Prusia menentang hal tersebut hingga menimbulkan kedegangan antar negara. Kanselir Prusia saat itu, yaitu Otto von Bismarck adalah tokoh militer yang dikenal sangat kejam dan haus akan perang serta kekuasaan. Ketika kedegangan antar negara meningkat, dia menunggu kesempatan untuk menyerang dengan tujuan bisa memajukan penyatuan Jerman di bawah kepemimpinan Prusia. Tiga tahun setelah kedegangan terjadi, akhirnya apa yang dinantikan oleh Otto terjadi juga. Tepat di tanggal 19 Juli 1870, Napoleon III menyatakan perang terhadap Prusia. Melihat peperangan akan segera pecah setelah membiayai perang selama satu abad, keluarga Rochal memiliki kemampuan luar biasa untuk memprediksi apakah suatu negara akan menang atau kalah. Mereka tidak percaya pada Perancis untuk mengalahkan Otto yang terkenal kejam dan tangguh, dan Rochal berfikir bahwa tidak masuk akal untuk meminjamkan uang kepada Perancis. Di momen ini, ketika bambang besar seperti Rochal dan Bering menolak memberi pinjaman uang kepada Perancis, justru J.P. Morgan melihat ini sebagai peluang yang harus segera diambilnya. Dia tidak peduli apakah Perancis bisa atau tidak memenangkan perang, karena yang difikir Morgan adalah apakah Perancis bisa membayar kembali pinjaman yang telah diberikan. J.P. Morgan yakin bahwa meskipun Perancis kalah perang, tetapi ketahanan ekonomi negara tersebut bisa menjamin bahwa mereka bisa membayar kembali pinjaman tersebut. Jadi, bersama sindikatnya, Morgan berhasil mengumpulkan dana sebesar 10 juta pound untuk tentara Perancis dan sebagai seorang bankir Amerika. Dia memberikan keunggulan berupa akses kepada pemerintah Perancis untuk membeli senjata Amerika. Peperangan antar Perancis dan Prusia itu pada akhirnya ditentukan oleh Jerman dengan diadakannya perjanjian Frankfurt pada tahun 1871 yang menyebabkan kerugian teritorial yang signifikan bagi Perancis dan proklamasi kekasaran Jerman di Half of Mirrors di Istana Versailles. Ketika perang ini berakhir dengan kerugian yang lebih banyak di pihak Perancis, untungnya pemerintah Perancis tetap membayar seluruh pinjamannya di tahun 1873 dan membuat J.P. Morgan mendapatkan banyak keuntungan lebih cepat dari perkiraannya sendiri. Dia mendapatkan keuntungan sebanyak 1,5 juta pound yang membuat Morgan bisa menambah modal perusahaannya dan mendorong ke posisi teratas dalam pembiayaan pemerintah mengalahkan keluarga Rothschild pada saat itu. Lionel yang bertindak sebagai pemimpin keluarga mulai berusaha lebih fokus untuk menguatkan kembali kejayaan keluarganya, merekatkan lagi ikatan keluarga, dan membangun status sosial yang lebih tinggi dengan melakukan ekspansi bisnis ke luar Eropa dan berinvestasi besar-besaran di luar negeri. Setidaknya diketahui bahwa keluarga Rothschild mengalokasikan 37 persen portofolio KKN mereka ke Mesir dan mendanai jalur kereta api India. Namun untuk benar-benar mencapai kembali kejayaan masa lalu keluarga mereka, Lionel sadar bahwa dia perlu mencari pasar yang lebih mahal, saat itulah Amerika menjadi sasarannya. Di tahun 1850-an hingga 1870-an, Amerika memang telah mengalami pertumbuhan yang sangat pesat di berbagai bidang atas dorongan revolusi industri, ekspansi ke arah barat, dan selesainya proyek yang mereka bangun yaitu jalur kereta api lintas berdua di tahun 1869. Di era ini telah menjadi magnet industri di mana saat itu Cornelius van der Beek berkuasa di bidang kereta api, Andrew Carnegie di bidang baja, dan John D. Rockefeller di bidang minyak yang berpuncak pada pembentukan standar oil. Para penguasa besar ini telah mengubah arah bisnis Amerika dan memperkenalkan inovasi dengan struktur organisasi yang baru. Keluarga Rothschild yang sebelumnya meremehkan kekuatan Amerika dan menganggapnya sebagai negara orang dila, kini melihat bagaimana pebangkitan negara yang segera menjadi pusat keuangan global yang baru ini sebagai lahan peluang bisnis mereka. Namun, sama seperti di Eropa, sebelumnya hanya pertumpahan darah yang bisa memberikan peluang lebih baik dan keuntungan lebih banyak. Di Amerika, pertumpahan darah itu terjadi di tanggal 9 Mei 1893 setelah pasar kereta api berkembang pesat selama beberapa dekade terjadilah ekspansi dan pembangunan berlebihan yang mendadak kacau. Hasilnya terjadi Great Depression yaitu krisis ekonomi paling fatal yang melumpuhkan roda-roda perekonomian dalam skala besar hingga tidak cuma menyerang rakyat, tapi juga menyerang negara dan bank. Kepanikan masal pun terjadi, Presiden Amerika saat itu yaitu Grover Cleveland bertekan untuk mempertahankan standar emas dan menolak melakukan kebijakan fisikal ekspansif seperti pemotongan pajak dan peningkasan belanja pemerintah. Di era tersebut, dolar Amerika masih bukan mata uang utama dunia. Kedudukannya masih ditempati oleh kaum Inggris. Jadi Presiden Grover berpikir jika ingin menjaga kepercayaan rakyat dan dunia terhadap pemerintah Amerika Serikat, maka dia harus menjaga konsertibilitas alias kualitas daya tukar dolar dengan mengganti sementara ke dalam emas. Keputusan ini membuat candangan emas di arah pemerintah Grover Cleveland hampir habis. Jadi, dia pun meminta bantuan Johnny S. Morgan, ayah dari J.P. Morgan yang memiliki perusahaan perbankan di Amerika untuk memberikan suntikan dana ke dalam pemerintahnya. Sayangnya, di akhir tahun 1800-an, Johnny S. Morgan meninggal dunia dalam ketelakaan lalu lintas, menjadikan J.P. Morgan sebagai kepala keluarga dan pewaris satu-satunya dari perusahaan ayahnya di Amerika. Karena belum sempat mendapat suntikan dana dari Johnny S. Morgan, pemerintah yang dipimpin Grover terpaksa menghabiskan cadangan emasnya lebih dulu. Tetapi, J.P. Morgan sendiri tidak bisa tinggal diam melihat negara muda Amerika tempatnya tumbuh ini menunjukkan hancuran karena itu artinya juga keruntuhan bagi kerajaan perbankan sendiri. J.P. Morgan banyak mempertimbangkan keputusannya selama masa-masa ini dan dia tahu satu keluarga yang memiliki akses terhadap emas dalam jumlah besar yang dapat membantu pemerintah Amerika yaitu keluarga Rochelle. Keluarga itu sudah selama tiga dekade melakukan investasi dalam operasi penambangan emas dan perak karena keluarga itu memang memiliki minat yang sangat besar terhadap emas. Selain itu, banyak penerbitan obligasi yang ditangani keluarga Rochelle. Pada masa-masa ini terkait dengan peningkatan standar emas oleh penerimanya, J.P. Morgan berhasil mengumpulkan 60 jutaan dolar dengan menerbitkan obligasi pemerintah dan menggunakan uang tersebut untuk bernegosiasi dengan keluarga Rochelle. Setelah kesepakatan terjadi, J.P. Morgan berhasil membeli 3,5 juta ons emas untuk pemerintah federal AS. Kerjasama antara J.P. Morgan dan keluarga Rochelle ini menjadikan penawaran obligasi mereka sebagai salah satu investasi yang paling banyak dicari oleh para investor atau trader. Obligasi tersebut bakar terjual habis hanya dalam waktu 30 menit saat ditawarkan ke publik. Setelah mendapatkan suntikan dana dari J.P. Morgan berupa emas, akhirnya Amerika Serikat pun berhasil mendapat pengakuan di kanca dunia sebagai negara baru yang menyaingi negara manapun dalam sejarah dunia. Amerika Serikat segera menjadi sebuah negara adidaya. Sejalan dengan hal itu, keluarga Rochelle juga berhasil memperluas jangkauan listis mereka di Amerika, bahkan seluruh dunia pada tahun 1800-an dan awal 1900-an. Sementara, kerajaan-kerajaan lama di Eropa masih sibuk menghadapi pertikaian besar yang segera mencapai tintik puncak kedegangan aktifat dipicu oleh persaingan antar negara, pembangunan militer, dan aliansi yang kompleks. Meskipun jalan menuju perang mengancam bisnis dengan potensi bencana, tapi keluarga Rochelle melihat peluang untuk memanfaatkan situasi ini. Sepanjang awal 1900-an, situasi di Eropa memanas dengan cepat lewat perselisihan antar negara. Kepala bank Rochelle di London yang saat itu posisinya diisi oleh Nathan Byrne Rochelle atau yang dikenal dengan nama Natalie Rochelle, cucu dari Nathan Rochelle dan keponakan dari Leonel de Rochelle, kemudian bicara pada pemerintah Inggris untuk memperluas kemampuan angkatan lautnya. Ini adalah taktik bisnis yang Nathie gunakan, karena dia tahu bahwa pemerintah akan rela mengeluarkan banyak uang untuk meningkatkan kekuatan militer mereka, dan ini akan jadi ladang keuntungan yang sangat besar bagi keluarga Rochelle yang menginjamkan uang untuk pemerintah. Di saat keluarga Rochelle masih memikirkan pulang bisnis dan mencari telah supaya bisa mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, dinampaknya perang kali itu akan taat buruk dan berada di luar prediksi siapapun. Hal ini dipicu oleh tragedi yang terjadi di tanggal 28 Juni 1914 yaitu pembunuhan Ardart atau Adipati Agung Frank Ferdinand Karlakwit Josef Maria dari Austria yang merupakan pewaris tahta kerajaan Austria-Hungaria. Dia dan istrinya dibunuh di Sarajevo setelah ditembak oleh Davilo Srinjic yang berusia 19 tahun dan merupakan anggota Young Bosnia. Tujuan pembunuhannya adalah untuk melepaskan Bosnia dari Austria-Hungaria dan menyatukan seluruh bangsa Slavia Selatan yang terdiri dari Bosnia, Bulgaria, Kruasia, Makedonia, Montenegro, Serbia, dan Slovenia di dalam Serbia Raya. Namun naas karena pembunuhannya ini malah memicu krisis politik dan deklarasi perang antara Austria-Hungaria melawan Serbia. Dan sebulan setelah kematian Ardart Frank Ferdinand, sekutu Austria-Hungaria dan sekutu Serbia menyatakan perang satu sama lain hingga pecah perang dunia satu. Eropa dilanda perang besar-besara dan menimbulkan korban jiwa yang jumlahnya tidak main-main dengan perkiraan sepuluh juta tentara dan tujuh juta warga sipil yang tewas. Di momen-momen inilah keluarga Russia akhirnya bersekutu dengan pihak yang berseberangnya supaya bisa selamat dari perang dunia satu. Mereka juga mendapatkan keuntungan yang cukup besar dari pendanaan perang. Namun selama perang dunia satu ini juga mereka tidak dapat meraut seluruh peluang keuntungan bisnis yang ada karena persaingan dengan dinasti perbankan Amerika yang dipimpin oleh J.P. Morgan. Bank yang dipimpinnya berperan sebagai pemodal utama bagi pemerintah Amerika Serikat dimana J.P. Morgan mengumpulkan dana melalui obligasi perang dan memberikan pinjaman penting kepada sekutu-sekutu Eropa. Di tahun 1935 surat kabar Jewish Chronicle memberanikan diri untuk membuat pernyataan di beritanya bahwa masa kejayaan keluarga Russia sedang memudar. Faktanya hal ini dipengaruhi oleh generasi penerus Russia yang paling berbakat secara intelektual dan punya kemampuan memimpin yang baik telah meninggalkan bisnis keluarganya. Memang setelah perang dunia satu keluarga Russia menjadi berantakan dan terpecah belah bahkan dampaknya sampai pada defisi perbankan di berbagai cabang yang kini berjalan masing-masing karena punya tujuan yang berbeda-beda. Menjadi lebih menguntungkan negara tempat bang-bang ini beroperasi. Pada saat yang sama Eropa mulai mengalami peningkatan sentimen antisemit alias sikap permusuhan terhadap kaum Yahudi yang berujung pada diskriminasi bahkan penganiayaan. Sentimen antisemit ini muncul karena didorong oleh kesulitan ekonomi dan kerusuhan politik. Dalam situasi ini keluarga Russia sebagai banker Yahudi terkemuka harus menghadapi pengawasan dan permusuhan yang semakin ketat. Jerman setelah kekalahannya di perang dunia satu negara tersebut mengalami salah satu kemusuhan ekonomi paling parah. Di sini lah Hitler muncul sebagai pemimpin baru yang memanfaatkan kemarahan masyarakat Jerman dan dia dengan cepat naik ke posisi kanselir. Kenaikan kekuasaannya menimbulkan masalah bagi keluarga Russia khususnya cabang perbankan yang ada di Frankfurt Jerman. 21 tahun setelah berakhirnya perang dunia satu tepatnya pada tahun 1939 perang terbesar dalam sejarah umat manusia kembali meletus. Setahun setelahnya yaitu pada musim semi tahun 1940 Hitler meraih kemenangan demi kemenangan di perang yang sedang berkobar. Wilayah Denmark dan Norwegia dengan cepat jatuh ke dalam kepemimpinannya. Dia juga kemudian menargetkan Belanda dan Belgia untuk ditundukkan. Negara negara di Eropa rasanya saat itu tidak mampu menandingi kekuatan lapis badak dan udara Jerman yang sangat kuat. Ini membuat Hitler seperti berada di atas angin dan dalam waktu singkat di bulan Juni dia berhasil menguasai Paris. Hitler dan pasukannya semakin dekat dengan Inggris yang menjadi target penaklukan berikutnya. Jika Eropa benar-benar dikuasai seluruhnya oleh Jerman maka sudah tentu keluarga Russia akan terancam menuju kehancuran. Melihat situasi yang tidak menguntungkan sebagai kaum Yahudi beberapa keluarga Russia kemudian diketahui terlibat dalam gerakan perlawanan terhadap kepemimpinan Nazi. Tapi tidak sedikit juga yang meninggalkan Eropa untuk menghindari penganiayaan dan mencari perlindungan di negara yang lebih amar. Ketika tank-tank Jerman mulai meluncur ke Paris pada tahun 1940, keluarga Rothschild di Perancis mulai merasakan bahwa diri mereka berada dalam bahaya. Edward Rothschild, anggota keluarga Rothschild yang tertua di Paris bersama Robert de Morris berhasil melarikan diri. Ada yang pergi ke Amerika ada pula yang mencari perlindungan di Inggris. Meski mereka selamat tetapi dampak bagi keluarga Rothschild sangat besar. Mereka menerima kerugian finansial yang sangat besar karena aset dan properti mereka disita oleh Jerman. Dampak ini dirasakan mereka sampai Jerman akhirnya menyerahkan diri kepada PBB dan membebaskan negara-negara jajahannya. Setelah situasi berangsur-angsur membaik dan tidak ada lagi aktivitas antisemit yang mengganggu dinasti Rothschild, tantangan lain yang belum terselesaikan pun memulai mengganggu keberlangsungan kejayaan keluarga ini. Situasi keluarga yang sempat berpencar-pencar dan tidak lagi satu tujuan. Lantaran perang dunia telah mengubah tujuan mereka membuat perusahaan Rothschild di London mengambil sitap untuk membangun kembali kejayaannya dan menentukan arahnya sendiri. Perusahaan yang diberi nama NM Rothschild Limited ini menganggap bahwa mereka punya keunggulan kompetitif di bagian pendanaan pemerintah. Mereka mendanai proyek-proyek besar yang berlangsung dan membangun hubungan baik dengan pemerintah dan negara-negara kuat lainnya. Karena ini dipercaya oleh keluarga Rothschild di cabang London sebagai cara untuk membuat bisnis mereka selalu berjalan baik. Mereka tidak mengutamakan ekspansi, melainkan mempertahankan model bisnisnya sebagai klub swasta yang mampu membiayai para elit sambil terus menghindari pengawasan publik. Di tahun 1970-an Robert Maxwell calon Raja Media yang bertugas di Angkatan Darat Inggris selama Perang Dunia I meminta bantuan kepada NM Rothschild untuk bisnisnya di industri penerbitan. Jadi setelah perang Robert yang sempat bekerja untuk bagian intelijen Inggris kemudian mengubah jalannya ke industri penerbitan yang pada tahun 1950-an dan tahun 1960-an akhirnya dia berhasil mengambil alih beberapa perusahaan penerbitan Inggris termasuk Surat Kabar, Pergamen Pres, dan Miracruz. Robert adalah juga seorang Yahudi yang keluarganya musnah semua dalam holokus dan hanya dia yang berhasil selamat. Sejak kecil dia menderita dalam kemiskinan, itu sebabnya dia kemudian bertegak untuk tidak pernah menjadi miskin lagi dan ingin membesarkan kerajaan bisnisnya. Untuk itu Robert membutuhkan banyak uang yang mungkin hanya bisa disediakan oleh orang-orang seperti keluarga Rothschild. Dia akhirnya melakukan transaksi pembelinjaman dan investasi dengan keluarga Robert di akhir tahun 70-an. Sepanjang tahun 1980-an tampaknya investasi Robert berjalan dengan baik, tapi masalahnya muncul di dalam internal perusahaan NN Rothschild. Saat itu Lord Victor Rothschild dan putranya yang bernama Jacob Rothschild bertengkar dan berselisih paham dengan sepupu mereka, yaitu Sir Evelyn de Rothschild, dimana ini perubahan besar sedang terjadi di dunia perbankar. Dimana bank-bank besar mengambil alih bank-bank Rothschild kecil untuk menjadi bagian dari diri mereka, yang tentu saja akan mendatangkan keuntungan lebih banyak dengan resiko lebih kecil lewat cara ini. Disinilah Jacob Rothschild meyakini bahwa sistem perbankan mereka harus beradaptasi dengan strategi di era modern dan mengejar ekspansi secara agresif. Namun Sir Evelyn yang memimpin NN Rothschild menegaskan pada Jacob bahwa modernisasi struktur kepemilikan akan sangat beresiko terhadap kendali butlak yang dimiliki keluarga, karena memang sudah aturannya bahwa kendali bank Rothschild harus selalu dimiliki sepenuhnya oleh keluarga Rothschild. Dalam kedegangan antara putranya Jacob dan saudara Sir Evelyn, akhirnya Lord Victor Rothschild turun tangan untuk memengahin mereka, yang berakhir pada keputusan bahwa Jacob dan Lord Victor dipaksa keluar dari perusahaan. Namun ini baru masalah kecil yang terjadi di dalam internal NN Rothschild, sampai akhirnya sebuah skandal besar meledak dan mengancam reputasi keluarga Rothschild, semuanya karena Robert Maxwell ditemukan meninggal di tahun 1991. Setelah menghilang dari kapal pasir pribadinya yang sedang berlayar di menautan sekitar kepulauan Cangari, kematiannya juga akhirnya mengungkap bahwa Robert telah menyalahgunakan ratusan juta dana pensiun karyawannya untuk menopang operasional perusahaan dan kehidupan mewanya. Ada dua versi cerita untuk kematiannya, yaitu Robert mengakhiri hidupnya atau Robert mengalami kecelakaan. Terlepas bagaimana Robert menemui adal, namun yang jelas kematiannya telah membuat reputasi NN Rothschild menjadi turun karena terseret skandal besar penggelapan uang yang dilakukan oleh Robert. Sir Evelyn menanggapi kejadian ini dengan bijak dan meyakinkan dirinya untuk tetap perlu mengutamakan kebijaksanaan dan privacy bar. Bagaimanapun, skandal yang menyeretnya NN Rothschild hingga saat ini masih menjadi puncak dari warisan yang dimiliki oleh keluarga Rothschild. Dari informasi terbaru yang didapatkan di tahun 2023, keluarga Rothschild kini sudah melakukan perluasan kepentingan dan bisnisnya di berbagai sektor melampaui perbankan tradisional. Perusahaan mereka sudah mencakup perbankan investasi, manajemen kekayaan, dan aset ekuitas swasta dan filantropi. Pendiri perbankan awal di Paris, Vienna, Frankfurt, London, dan Netherlands yang pernah menjadi langgasan dinasti perbankan Rothschild telah beradaptasi dengan mainscape keuangan yang terus berkembang. Pengaruh mereka saat ini tidak terlepas dari kesuksesan Mayer Amstel Rothschild dalam mendidik dan menanamkan prinsip pada anak-anaknya yaitu Amstel von Rothschild, Salomon von Rothschild, Nathan Rothschild, Karl von Rothschild, dan James von Rothschild. Di mana mereka semua dalam waktu singkat berhasil meraih kesuksesan dan bahkan mendapat pilihan bangsawan dari kerajaan Austria. Anak-anak Mayerpood bisa berhasil mempertahankan kejayaan hingga sejauh ini dekat mematuhi wasiatnya yang meminta agar mereka semua selalu mendahulukan keluarga dibanding kepentingan apapun. Terima kasih.

Other Creators