Details
Nothing to say, yet
Big christmas sale
Premium Access 35% OFF
Details
Nothing to say, yet
Comment
Nothing to say, yet
The conflict between Palestine and Israel is not just a territorial dispute, but a culmination of a long battle between hope and despair, rights and violence. Both nations claim the same land but with different dreams. The conflict has caused numerous casualties and deep wounds. Behind the political decisions and historical events, there are personal stories of suffering, loss, and bravery. The conflict is often seen from diverse perspectives and experiences, but it is important to seek a deeper understanding of its roots and impact. The partition plan proposed by the UN was rejected by both Arab and Jewish populations. The establishment of Israel in 1948 led to the displacement of Palestinians and the destruction of their villages. The conflict escalated in 1967 with Israel occupying more Palestinian territories. The first intifada in 1987 marked a mass resistance against Israeli occupation. The Oslo Accords in 1993 established the Palestinian Authority, but it failed to lead to the f Dari tanah yang penuh sejarah dan ketegangan, muncul konflik yang melanda seluruh dunia. Di tengah-tengah timur tengah, yang penuh dengan warna budaya dan kepercayaan, terbentang medan pertempuran yang tak punjung usai. Konflik antara Palestina dan Israel, bukan hanya sekedar perselisihan teritorial, ini adalah terminan dari pertarungan yang panjang antara harapan dan keputusasaan, antara hak dan kekerasan. Dua bangsa dengan klaim atas tanah yang sama, namun dengan impian yang berbeda. Di satu sisi, ada harapan akan kemerdekaan dan pengakuan, di sisi lain, keinginan untuk keamanan dan keberlanjutan. Dari perang-peperangan yang merobek-robek ke tanah, hingga perjuangan harian di jalan-jalan kota yang dipenuhi dengan ketegangan, konflik ini telah menelan banyak korban dan meninggalkan luka yang mendalam. Di balik serangkaian keputusan politik dan peristiwa bersejarah, tersembunyi kisah-kisah pribadi tentang penggeritaan, kehilangan dan keberanian. Dalam detik-detik yang tegang dan konflik yang terus berlanjut, kita terus mencari jalan keluar menuju perdamaian. Namun, di antara tembakan dan seruang, suara-suara kemanusiaan seringkali terabaikan melalui sudut pandang yang beragam dan pengalaman yang berbeda. Mari kita cari pemahaman yang lebih mendalam tentang akar dan dampak dari konflik ini. KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DEN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN KISAH-KISAH DENGAN mayoritas penduduk palestina adalah orang-orang arab mereka khawatir ada perubahan demografi ditambah lagi inggris telah secara agresif merampas tanah ini bukan bicara soal agama tapi warga-warga palestina yang sudah lama tinggal disitalah mereka untuk diberikan kepada para pendatang dari tahun 1936 sampai 1939 terjadi pemberontakan yang cukup besar terhadap kolonialisme inggris dan kedatangan pendatang-pendatang ini inggris merespon dengan penindasan yang cukup brutal termasuk penangkapan massal dan penghancuran rumah-rumah warga lokal palestina ribuan orang tewas dalam pertempuran ini menewaskan sekitar 2000 orang palestina 108 orang itu digantung dan sisanya di akhiri hidupnya mereka berkata bahwa orang-orang ini patut dihabisi karena dianggap telah melakukan pindakan terorisme inggris lalu menggandeng komunitas Yahudi yang baru saja tiba dan juga mereka yang dulunya minoritas untuk membentuk kelompok-kelompok bersenjata seperti spesial naik sekuaf untuk melawan pemberontakan mereka juga membantu mendirikan pasukan pertahanan Israel yang bernama Haganah dalam konflik ini lagi-lagi ribuan warga palestina kehilangan nyawa mereka mungkin kalian tahu apa yang terjadi di antara tahun 1945 sampai 1947 yang terjadi di Eropa tepatnya satu tragedi yang sangat-sangat tradis The Holocaust di mana kaum Yahudi dibabat habis di Jerman Nazi Jerman pada saat itu mencoba untuk melakukan genosida dan mengakhiri semua orang-orang Yahudi pada saat itu tentunya kaum Yahudi mencoba melarikan diri dari tragedi mengerikan banyak kaum Yahudi yang kehilangan rumah mereka kehilangan keluarga mereka dan melarikan diri dari Jerman ke negara-negara lain mengetahui bahwa palestina pada saat itu di bawah kekuasaan Inggris tidak sedikit dari korban-korban Holocaust mencoba bermigrasi ke Palestina di kapal-kapal mereka terpasang sepanduk yang bertuliskan Jerman menghancurkan keluarga dan rumah kami jangan kau hancurkan harapan-harapan kami mengetahui tragedi yang terjadi di Jerman warga Palestina banyak yang menerima para korban-korban Holocaust beberapa menerima dengan lapang hati sebagian harus terpaksa karena menjatuhnya masih terregulasi oleh Inggris setelah kejadian itu populasi kaum Yahudi di Palestina mencapai 33% dan hanya memiliki 6% tanah di wilayah Palestina Inggris kemudian bertanya pada PBB tentang pembagian wilayah pendatang Yahudi dan penduduk lokal Palestina PBB pun mengadopsi Resolusi 181 yang menghancurkan pembagian wilayah Palestina menjadi negara Arab dan Yahudi sedangkan kota Suci Yerusalem dan Bethlehem akan ada di bawah nawan PBB sebelumnya, Palestina memiliki 94% dari wilayah dan jumlah penduduk mereka mencapai 67% dari semua orang-orang yang ada di Palestina tentunya mereka menolak rencana ini karena kalau benar-benar terjadi pembagian wilayah 55% dari wilayah Palestina akan diberikan pada Yahudi dan wilayah yang diberikan juga merupakan wilayah-wilayah pesisir yang subur sementara pada saat itu kaum Yahudi masih menjadi minoritas dan masih lebih banyak penduduk Arabnya pembagian 55% untuk mereka terdengar sangat tidak adil mereka ini akan mengganggu hak-hak warga mayoritas Arab di Palestina rencana PBB tidak hanya ditolak warga Arab tapi juga ditolak kaum Yahudi karena tidak mendapat kota Yerusalem pembagian ini masih belum selesai di tanggal 14 Mei tahun 1948 sehari sebelum mandatnya Inggris itu selesai David Ben-Gurion yang merupakan ketua Yisuf komunitas Yahudi di Palestina mendeklarasikan berdirinya negara Israel di hadapan 250 undangan di Musium Tel Aviv dalam deklarasi itu David sama sekali tidak menyebutkan batas-batas wilayah negara Israel sejumlah catatan menyebut bahwa para pendiri Israel sepakat untuk tidak menyebut batas-batas yang ada karena negara-negara Arab di sekitar pasti tidak akan setuju sehari setelah proklamasi pasukan Zionis mulai operasi militer untuk menghancurkan kota dan desa di Palestina sekitar 530 desa dan kota hancur ini mengalibatkan korban jiwa sampai 15 ribu jiwa hal ini mereka lakukan hanya untuk memperluas perbatasan negara yang baru mereka bentuk warga Palestina menyebut peristiwa ini sebagai nakbah atau bencana dalam peristiwa yang sama 750 warga Palestina Arab terusir dari rumah dan tanah kelahiran mereka pemerintah Israel menolak klaim bahwa warga Palestina mengenai nakbah sampai kata-kata nakbah tersebut dihapus dalam semua buku pelajaran sekolah di Israel antara tahun 1947 sampai 1949 Zionis sudah merebut 78% dari wilayah Palestina sementara 22% sisanya dibagi menjadi wilayah yang sekarang adalah West Bank dan Jalur Gaza setelah nakbah setidaknya 150 ribu warga Palestina itu tetap tinggal di Israel atau daerah yang dikuasai oleh Zionis mereka hidup di bawah pendudukan militer yang terkontrol ketat selama hampir 20 tahun sebelum mereka akhirnya diberikan kewarganegaraan Israel pada tanggal 5 Juni 1967 Israel kembali menduduki sisa wilayah bersejarah di Palestina termasuk Jalur Gaza, West Bank, Yerusalem Timur dataran tinggi Bulan di Suria dan semenanjum Sinai di Mesir peristiwa Israel melawan koalisi tentara Arab ini disebut dengan perang 6 hari perang ini dilihat warga Palestina sebagai pemindahan paksa yang kedua atau naksa yang artinya kemunduran pada bulan Desember 1987 warga Palestina melakukan perlawanan massal di Jalur Gaza aksi ini terjadi karena ada 4 orang Palestina yang terbunuh saat sebuah truk Israel menabrak 2 mobil van yang membawa pekerja Palestina perlawanan ini menyebar dengan cepat ke West Bank dimana pemuda-pemuda Palestina melempari tent Israel itu dengan batu hal ini yang awalnya memulai gerakan Hamas sebuah gerakan yang menentang pendudukan Zionis di wilayah Palestina Hamas yang mulanya dari gerakan pemeruntakan kecil kini menjadi partai politik tetapi semua sisi jatuhnya hanya politik Israel juga tidak bisa berdiri sekuat itu tanpa dukungan dan bantuan Inggris dan Amerika perlawanan pertama berakhir setelah kesepakatan Oslo ditandatangani di tahun 1993 dan dibentuknya otoritas Palestina yaitu sebuah pemerintahan sementara yang diberikan kekuasaan terbatas di West Bank dan Jalur Gaza otoritas Palestina itu yang seharusnya memberikan jalan bagi pemerintah Palestina untuk menjalankan negara mereka itu tidak pernah terjadi sama sekali di tahun 2000 sampai 2004 kedua negara ini masih bentrok dan sampai di tahun 2005 perlawanan kedua berakhir pengugiman Israel yang ada di Gaza akhirnya dibongkar tentara Israel bersama kaum Yahudi lainnya meninggalkan daerah tersebut dan pada waktu itu tersebar luas video-video kaum Yahudi yang terlihat jelas harus meninggalkan tempat yang mereka tinggali dan itu memicu reaksi internasional dimana dengan adanya video-video yang tersebar luas orang-orang merasa iba pada kaum Yahudi di tahun 2006 rakyat Palestina melakukan pemilihan umum dan Hamas menang tapi masalahnya di Palestina bukan hanya perang melawan Israel tetapi juga perang saudara karena dengan tidak adanya pemerintahan yang jelas memicu munculnya pemeruntakan yang bisa melawan satu sama lain Hamas dan Fatah yang sempat perang saudara sampai ratusan warga Palestina pun juga menjadi korban Israel yang mengetahui ada partai oposisi mendapatkan alasan untuk menyerang Hamas Israel telah melancarkan empat serangan militer berkepanjangan di Gaza yaitu di tahun 2008 2012 2014 dan 2021 serangan-serangan itu tentunya tidak hanya ke Hamas tetapi juga keribuan warga sipil merusak puluhan ribu rumah sekolah gedung perkantoran dan fasilitas umum lainnya perebutan dunia Yerusalem Timur pada tanggal 10 Mei 2021 Israel menyerang kawasan Masjid Al-Aqsa setelah sekitar 11 hari berperang Israel dan Palestina menyempakati kencapan senjata 7 Oktober 2023 ya, tepatnya pada pukul setengah tujuh pagi Hamas menyerang Israel dengan menembakkan ribuan roket Kubah Besi Israel gagal menahan serangan ini sehingga sekitar 1.400 orang Israel tewas dan 4.562 orang lainnya mengalami luka-luka pihak Israel menanggapi ini adalah keadaan los pada peraik dan melakukan serangan balik kepada Hamas dan menyebabkan pengepungan niluru terhadap wilayah Gaza Menteri Pertahanan Israel Yos Galen mengatakan bahwa selama pengepungan di Gaza tidak ada listrik, makanan, dan air semua akses ditutup tetapi Israel tidak hanya menyerang pasukan Hamas mereka juga menyerang kota Jenin di West Bank yang tidak ada pasukan Hamas sama sekali Israel juga secara spesifik menyerang rumah sakit sekolah, rumah ibadah, dan berbagai fasilitas umum yang mengakibatkan keluarga sipil mulai dari bayi, anak-anak, sampai orang dewasa menjadi korbai dan dengan ini Israel melanggar Konfensi Jeneva yang sudah mereka tandatangani sendiri Konfensi Jeneva merupakan bagian dari hukum internasional yang juga dikenal sebagai hukum kemanusiaan dalam konflik bersenjata Tujuan konfensi ini adalah untuk menjadi ukuran standar dalam memperlakukan korban perang seperti warga sipil, tawanan perang, dan tentara yang berada dalam kondisi tidak mampu berperang tidak hanya Konfensi Jeneva yang sudah mereka langgar Israel juga dinilai telah melanggar hukum internasional tentang hak asasi manusia atau Statuta Roma tahun 1998 Dari pasal yang ada Israel sudah jelas melanggar dua pasal yaitu pelanggaran perang dan pelanggaran kejahatan kemanusiaan 120 negara anggota PBB sepakat agar Israel dan Palestina melakukan pencatan senjata Tetapi hal ini ditanggapi sebaliknya oleh Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan pencatan senjata tersebut sama artinya agar Israel menyerah kepada Hamas menyerah kepada terorisme dan barbarisme itu tidak akan pernah terjadi okupasi Israel di Palestina pada saat ini sudah berlangsung untuk waktu yang sangat lama didasari oleh banyak faktor ini sudah saya ratun dengan cara yang paling simple karena memang ini adalah masalah yang sangat rumit untuk dipecahkan masalah yang kita bahas tadi adalah masalah politik, penjajahan, okupasi dan juga genosida dimana jika kalian lihat semakin lama daerah yang dikuasai oleh Israel terus menggerus Palestina yang bahkan mereka tidak akui kita tidak terlalu membahas masalah agama ada hal-hal yang mendasari kepercayaan dari berbagai pihak bahwa tanah Palestina harusnya dimiliki oleh kaum tertentu diganjikan oleh kaum tertentu dan itu sepertinya ranah yang sudah terlepas dari masalah kemanusiaan yang kita punya hari ini yang dilakukan Israel kepada warga Palestina bukan lagi masalah agama bukan masalah janji dari kitab manapun bahkan saya yakin tidak ada agama yang mengesahkan apa yang mereka lakukan saat ini kepada warga sipil Palestina berdiri melawan pihak oposisi mereka yang menjajah bukan berarti kita antisenit terminologi yang seringkali dilemparkan ketika kita membahas tentang masalah Palestina ini penjajahan semestinya sudah tidak ada tempatnya di tahun ini apalagi genosida penghapusan satu ras, satu negara dengan cara yang sangat-sangat brutal orang lanjut kusia sampai anak-anak yang semestinya masih ada di bambu sekolah sampai yang baru membuka mata mereka dan mengenal kehidupan jika untuk sebagian orang ini adalah masalah agama dan kalian menjerit karena saudara seiman kalian tersakiti terlepas dari agama seharusnya satu dunia menjerit karena tidak masuk akal untuk mendukung penjajahan terutama untuk kita di benua-benua yang dulu pernah dijajah cerita-cerita mengerikan yang masih membekas sampai hari ini mestinya sudah cukup untuk menjelaskan ke kita semua di sisi mana kita harus berdiri