Home Page
cover of Wayan Winawan Raih Kesuksesan Dirikan Hotel and Villa di Bali
Wayan Winawan Raih Kesuksesan Dirikan Hotel and Villa di Bali

Wayan Winawan Raih Kesuksesan Dirikan Hotel and Villa di Bali

Author Savira

0 followers

00:00-06:30

Nothing to say, yet

Audio hosting, extended storage and much more

AI Mastering

Transcription

Wayan Winawan, founder and chairman of Ecosystem Hotels and Villas, has been working in the hospitality industry for over 25 years. He started his career as a housekeeping staff at the Ritz-Carlton Bali and has since worked in various hotels and spas. Wayan believes in the importance of serving others and creating a positive experience for guests. Ecosystem Hotels and Villas is an operator and investor, working with partners to manage hotels, villas, and restaurants. They currently have eight locations in Bali and plan to expand to 13-14 locations by 2015. Wayan emphasizes the need for sustainable and responsible development in the tourism industry. Ecosystem Hotels and Villas is committed to reducing emissions and implementing sustainability programs, such as recycling and tree planting initiatives. They also prioritize hiring local staff and supporting the local community. Wayan aims to create a connection between guests, culture, nature, and spirituality in their hotel designs. The Founder and Chairman Ecosystem Hotels and Villas Wayan Winawan sudah bergerak di dunia hospitality lebih dari 25 tahun. Lahir dan besar di Bali, Wayan memulai karir sebagai housekeeping staff di Hotel Ritz-Carlton Bali. Sebelumnya Wayan pernah belajar dan bekerja di Singapura. Setelah berkelana di negeri Singa, Wayan kembali bekerja di beberapa hotel dan spa, bahkan ia pernah menjadi general manager di salah satu hotel di Seminyak Bali pada tahun 2004. Loyalitasnya pada industri pariwisata dan ekonomi kreatif yang kemudian akhirnya mendirikan ekosistem hotel and villas di tahun 2021. Wayan mengaku memiliki passion dan senang bertemu orang. Lalu on the other hand, lahir dan besar di Bali itu kita melayani dan kalau kita melayani orang baik sebagai staff maupun sekarang sebagai perusahaan, saya menemukan rasa bahagia jika ada tamu yang selesai stay bersama kita pulang bahagia. Ucapnya, kita percaya juga bahwa di Bali itu ada samsara atau lahir kembali. Kita percaya bahwa sesama manusia ini bahkan sekarang ada hubungan di kehidupan sebelumnya atau di kehidupan masa datang yang kita harus ketemu. Sambungnya, Wayan menjelaskan ekosistem hotel and villas merupakan operator dan juga investor. Pihaknya bekerja sama dengan beberapa investor yang dikelola hotel, villa, dan restorannya. Selain itu, pihaknya juga berinvestasi di properti dan saat ini sudah ada delapan lokasi yang sudah beroperasi di Bali. Pada awal tahun 2015, direncanakan akan beroperasi di 13-14 tempat di Bali. Tahun ini ada empat lagi on project, jadi end of this year kita akan beroperasi di 12 lokasi di Bali. Sekarang ada di Seminyak, Brawa, Canggu, Ubud, dan Nusa Penida. Katanya, selalu berikan pelayanan terbaik. Wayan menjelaskan, sektor pariwisata tidak hanya menjadi pekerjaannya, melainkan menjadi tempat terbaik untuknya menjalani kehidupan. Kita juga percaya bahwa industri pariwisata itu kan industri yang which is more into bagaimana kita berkoneksi kepada sesama manusia. Kita percaya bahwa kalau mereka datang sama kita, itu kan seperti yang sampaikan adalah pertemuan yang belum selesai dari kehidupan yang lalu sampai sekarang. Jelasnya, maka dari itu, ia dan pihaknya selalu memberikan pelayanan terbaik untuk pelanggan agar dapat merasakan pengalaman yang mengesankan. Jadi kalau kita bisa memberikan pelayanan terbaik atau kata kita di Bali itu berkarma baik, itu adalah sesuatu yang paling baik di salah satu industri yang kita lakukan. Demikian juga dengan kalau kita percaya bahwa empat hormon kebahagiaan katanya endorphin, dopamin, serotonin, dan oksitosin bisa terbentuk baik jika kita melakukan sesuatu yang kita merasakan itu berbuat baik. Kita merasakan itu adalah suatu achievement buat kita. Katanya, Perkembangan Industri Pariwisata Wayan menjelaskan, industri pariwisata mengalami perkembangan yang sangat cepat, tetapi di sisi lain juga rentan. Seperti data dari World Economic Forum, eko pariwisata ini bertanggung jawab atas 8% dari emisi global, dan dipercaya pada tahun 2030 akan naik 25%. Menurut saya itu krisis dari hal yang kita ciptakan dan diakibatkan oleh pariwisata itu sendiri. Jadi di satu sisi saya percaya bahwa melihat dari data tersebut, dia tidak bisa hanya mengeluh dan komplain. Jelasnya. Sebenarnya kalau karing kapacitinya Bali atau Indonesia untuk penyangga turisme masih cukup bisa berkembang. Tetapi berkembangnya harus benar, berkembangnya harus ke arah-arah yang berkelanjutan dan bertanggung jawab. Kami sebagai ekosistem adalah salah satu pendandatangan dari Glasgow Declaration, yang mana kita berkomitmen untuk mengurangi emisi kita 50% di tahun 2030 dan menuju net zero di tahun 2050, tambahnya. Ada beberapa cara melakukan program sustainability, seperti sampah yang dibuang ke TPA landfill hanya sisa 30%, sampah organik yang dikompos, dan sampah non-organik yang direcikling. Tidak hanya itu, setiap tamu yang melakukan check-in akan menanam satu pohon, hingga setiap BIL yang tercetak, maka akan disisihkan untuk memberikan bantuan food pkg kepada orang-orang yang membutuhkan. Hotel and villas yang dikelolanya tidak lepas dari peran masyarakat sekitar untuk mendukung kemajuan sektor pariwisata. Meski tidak memiliki background pendidikan yang berkaitan dengan pariwisata, Wayan dan pihaknya tetap merekrut masyarakat lokal di Bali dengan berfokus pada ASK, Attitude, Skill, Knowledge. Demikian juga dengan resourcing seperti belanja, vendor kita mengutamakan secara lokal. Lokal menurut kita adalah 5 km dari tempat bisnis kita berada. Kalau kita tidak memberikan support atau tidak memberikan kesempatan untuk masyarakat berkembang, bagi saya kita tidak akan juga bisa berada di dalam satu destinasi itu memberikan dampak yang benar. Ucapnya, tidak hanya melibatkan masyarakat sekitar, juga melibatkan arsitek untuk mendesain hotel and villas dan memasukkan unsur-unsur budaya Bali. Bagaimana satu desain mampu memberikan koneksi, bagaimana manusia terhubung dengan manusia, bagaimana manusia terhubung dengan alam sekitarnya, dan bagaimana manusia bisa terhubung dengan Tuhan. Kita menyebutkan, bagaimana terkoneksi dan terhubung dengan budaya-budaya, dan spiritual dan ritual yang dilakukan di desain itu. Katanya, tamu yang menginap di hotel and villas yang di Kelawayan didominasi oleh wisatawan mancanegara sebanyak 98%, di mana tamu dari Australia menduduki peringkat pertama sebanyak 42%, disusul tamu dari Asia Tenggara, Eropa, hingga Middle East. Wayan dan pihaknya bekerja sama dengan beberapa agensi dan partnership dengan channel manajernya di luar negeri, untuk mengembangkan hotel and villas yang dikelolanya. Selain mengembangkan hotel, spa, dan restoran, kami sedang memikirkan untuk mengembangkan, berparteners dengan beberapa desa untuk mengembangkan destinasi desa yang berkelanjutan. Itu mungkin salah satu goals utama kami di tahun depan, harapnya.

Listen Next

Other Creators