Details
Nothing to say, yet
Big christmas sale
Premium Access 35% OFF
Details
Nothing to say, yet
Comment
Nothing to say, yet
The speaker, Putri Aulia Rahma, shares her interesting experience of studying English in the political field in Padang. Many people find English difficult, including herself, but she decided to give it a try and ended up pursuing it as her second choice. She talks about the subjects she studied, such as politics, speaking, writing, reading, translation, and communication skills. She also mentions her involvement in an organization and her hopes to graduate smoothly. Additionally, she reveals her plan to continue her studies in Universitas Merdeka Malang. Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh. Halo Sobat Bincang, selamat datang di episode spesial Aku dan English Department. Aku Putri Aulia Rahma, dan hari ini tentunya aku akan berbagi dengan kalian pengalaman menarik aku untuk menjelajahi dunia bahasa Inggris di politik negeri Padang. Aku yakin banyak di antara Sobat Bincang yang tidak menyukai pelajaran bahasa Inggris apalagi kuliah di judusan bahasa Inggris. Mereka beranggapan bahwa bahasa Inggris itu sulit banget. Ribet bawa-bawa kamus, pronunciation harus benar, kalau nggak benar ya ketawain. Wah, sama banget nih pemikirannya sama aku. Eh, itu dulu, kalau sekarang mah udah beda. Oke, aku masih ingat bagaimana aku pertama kali bisa dikatakan tidak menyukai bahasa Inggris karena aku beranggapan ya itu terlalu sulit. Oke, kita bahas tuntas dari awal ya Sobat Bincang. Aku dulu pernah mengikuti UTBK di universitas lain dengan judusan yang aku minati yaitu akutasi. Tapi sayangnya nggak lulus Sobat Bincang. Aku nggak putus asa dong barengan dengan pengumuman itu politik negeri Padang juga buka penerimaan mahasiswa baru. Aku menasar di sana dan alhamdulillahnya aku lulus tapi bukan di judusan akutasi tapi pilihan kedua. Bisa kalian tebak dong judusan apa? Yap, bahasa Inggris. Awalnya masih ragu nih, ambil apa tolak aja ya. Setelah dipikir-pikir kenapa nggak dicoba aja dulu. Mungkin emang di sini rezekinya. Di semester satu masih fine-fine aja, berjalan lancar karena belum full mata kuliah bahasa Inggris. Masih ada mata kuliah umum yang memang tidak menggunakan bahasa Inggris pada proses belajar-mengajarnya seperti Pancasila, agama, dan juga keluarga negara. Semester dua mata kuliah umum udah mulai berkurang dan lebih terfokus ke mata kuliah judusan. Di situ aku mulai kewarahan. Aku rasa salah judusan tapi mau nggak mau harus tetap lanjut. Kita harus selesaikan apa yang kita mulai. Betul kan? Nah, di semester tiga aku mulai tertarik dan menurut aku ada sesuatu yang menarik di judusan bahasa Inggris ini. Dan memang sesuruh itu kalau dilakukan dengan sungguh-sungguh dan nggak main-mainin. Nah, apa aja sih yang udah dipelajari selama tiga semester di judusan bahasa Inggris politik Negeri Padang? Banyak dong sobat bincang. Mulai dari politik speaking, writing, reading, translation, duit utahan, communication skills, dan masih banyak lagi. Yang membuat judusan bahasa Inggris beda dari yang lain adalah bahasa Inggris juga ada broadcasting sobat bincang digibar multimedia mata kuliahnya. Di sini aku banyak belajar dari cara buat chart menggunakan kanvas, broadcasting radio online, buat podcast, dan juga buat proyek di audacity. Memang sesuruh itu ternyata sobat bincang. Beneran deh? Nah, bahasa Inggris juga ada mata kuliah nice lho sobat bincang di mana kebersamaan anggota kuliah dikuji di mata kuliah ini. Kami belajar buat event, dan di akhir semester ini hasil dari event akan digunakan untuk jalan-jalan atau biasa disebut incentive trip di mana mata kuliah ini aku belajar bagaimana susahnya untuk menyatukan perbedaan pendapat menjadi satu, menghargai pendapat satu sama lain, dan juga benar-benar menguji kesabaran aku sobat bincang. For your information, aku juga masuk organisasi namanya HMGBI, Kumpulan Mahasiswa Judusan Bahasa Inggris. Nah, di situ aku menjabat di Divisi KESMA, Kesejahteraan Mahasiswa, yang mana divisi aku ini mempunyai prokur UTB, Guluran Tangan Bersama. Prokur ini bertujuan untuk memberikan dana untuk mahasiswa bahasa Inggris yang kemalangan atau mengalami musibah yang dikumpulkan tiap kelasnya, dan juga prokur futus, for us, to us, yang dikumpulkan tiap minggunya untuk beasiswa HMGBI yang diadakan tiap tahun. Dengan ini, aku belajar banyak hal berorganisasi. Harapan yang penghujung semester ini, semoga aku dapat melalui semester depan hingga wisuda dengan lancar tanpa ada kendala sedikit pun. Oh iya, di semester depan, aku mau melanjutkan satu semesterku di Universitas Merdeka Malang dalam NTKM Pertukaran Mahasiswa Merdeka, batch 4. Saya sabar nih sempat bincang buat perjalanan selanjutnya. Terima kasih ya udah dengerin cerita aku, sampai jumpa di podcast aku selanjutnya ya. Bye bye!