Details
Nothing to say, yet
Big christmas sale
Premium Access 35% OFF
Details
Nothing to say, yet
Comment
Nothing to say, yet
The passage discusses the importance of following the righteous path and avoiding the company of the wicked. It emphasizes the value of meditating on the word of God and compares those who do so to a fruitful tree by a stream. It warns that the wicked will not withstand judgment and advises the kings and judges of the world to fear and obey God. The passage also includes a prayer for deliverance from enemies and expresses gratitude for God's protection and joy. Mas Nur 1 Jalan orang benar dan jalan orang fasik. Berbahagialah orang yang tidak berjalan menurut nasihat orang fasik, yang tidak berdiri di jalan orang berdosa, dan yang tidak duduk dalam kumpulan sejemah. Tetapi yang kesukaannya ialah Taurat Tuhan, dan yang merenungkan Taurat siang dan malam. Ia seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air, yang menghasilkan buahnya pada musimnya, dan yang tidak layu daunnya, apa saja yang diperbuatnya berhasil. Bukan demikian orang fasik, mereka seperti sekam yang ditiupkan angin. Sebab itu orang fasik tidak akan tahan dalam penghakiman. Begitu pula orang berdosa dalam perkumpulan orang benar. Sebab Tuhan mengenal jalan orang benar, tetapi jalan orang fasik menuju kebinasaan. Fasal 2 Raja yang diurapi Tuhan. Mengapa rusuh bangsa-bangsa, mengapa suku-suku bangsa, mereka-reka perkara yang sia-sia. Raja-raja dunia bersiap, dan para pembesar bermufakat bersama-sama melawan Tuhan, dan yang diurapinya. Marilah kita memutuskan, belunggu-belunggu mereka, dan membuang tali-tali mereka, daripada kita. Dia yang bersemayam di surga tertawa, Tuhan mengolok-olok mereka. Maka berkatalah ia kepada mereka dalam murkanya, dan mengejutkan mereka dalam kehangatan amarahnya. Akulah yang telah melantik rajaku, di sion gunungku yang gudus. Aku mau menceritakan tentang ketetapan Tuhan. Ia berkata kepadaku, anakku, engkau, engkau lah, ku perankan pada hari ini. Mintalah kepadaku, maka bangsa-bangsa akan ku berikan kepadamu, menjadi milik pusat kamu, dan ujung bumi menjadi kepunyaanmu. Engkau akan meremukkan mereka dengan gada besi, memecahkan mereka seperti tembikar tukang periuk. Oleh sebab itu, hai raja-raja, bertindaklah bijaksana, terimalah pengajaran, hai para hakim dunia. Berdirilah kepada Tuhan dengan takut, dan ciumlah kakinya dengan dementar, supaya ia jangan murkah, dan kamu binasa di jalan. Sebab mudah sekali murkahnya menyalah, berbahagialah semua yang berlindung badannya. Masmur pasal tiga, nyanyian pagi dalam menghadapi musuh. Masmur daud, ketika ia lari dari Absalom anaknya, Ya Tuhan, betapa banyaknya lawandu, banyak orang bangkit menyerang Aku, banyak orang yang berkata tentang Aku, baginya tidak ada pertolongan daripada Allah. Tetapi Engkau, Tuhan, Allah, Perisai, adalah Perisai yang melindungi Aku, Engkaulah kemuliaanku, dan mengangkat kepalaku, dengan nyaring Aku berseru kepada Tuhan, dan ia menjawab Aku dari gunungnya yang kudus. Aku membaringkan diri, lalu tidur. Aku bangun sebab Tuhan menopang Aku. Aku tidak takut kepada puluhan ribu orang yang siap mengepung Aku. Bangkitlah, Tuhan, tolong Aku. Ya Alaku, Ya, Engkau telah memukul rahang, rahang semua musuhku, dan mematahkan gigi orang fasid. Dari Tuhan datang pertolongan, berkatmu atas umatmu. Masmur fasal 4, Doa pada malam hari. Untuk pemimpin beduan, Dengan permainan kejapi, Masmurdaud, apabila Aku berseru, jawablah Aku, Ya Allah, yang membenarkan Aku di dalam kesesakan Engkau, memberi kelegaan kepada Aku, kasihanilah Aku, dan dengarkanlah doaku, hai orang-orang, berapa lama lagi kemuliaanku dinodai, berapa lama lagi kamu mencintai yang sia-sia, dan mencari kebohongan. Ketahuilah bahwa Tuhan telah memilih baginya seorang yang dikasihinya. Tuhan mendengarkan apabila Aku berseru kepadanya. Biarlah kamu marah, tetapi jangan berbuat dosa. Berkata-katalah dalam hatimu, di tempat tidurmu, tetapi tetaplah diam. Persembahkanlah korban yang benar, dan percayalah kepada Tuhan. Banyak orang berkata, siapa yang akan memperlihatkan yang baik kepada kita? Biarlah cahaya wajahmu mengenari kami. Ya Tuhan, Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka melimpahkan gandum dan anggur. Dengan tentram Aku mau memperingkan diri, lalu segera tidur. Sebab hanya Engkau lah, Ya Tuhan, yang membiarkan Aku diam dengan aman.