Details
Nothing to say, yet
Big christmas sale
Premium Access 35% OFF
Details
Nothing to say, yet
Comment
Nothing to say, yet
Adina Alisa, also known as Ginda, is a 20-year-old student from Padang. She comes from a family of four sisters and lives in a cool area near Mount Merapi. Adina is studying Indonesian language at JNB Padang, even though she initially didn't like English. In her first semester, she struggled with English but gradually started to understand it. In the second semester, she enjoyed her classes and made good friends. The most interesting part was when they had to create a drama in English. In the third semester, she adapted well to her courses, although some were challenging. Adina is excited for the next semester at Universitas Merdeka Malang, as she will be participating in a student exchange program. She hopes to become a better person and study diligently. She asks for prayers and thanks everyone for listening to her podcast. Bye-bye! Halo semuanya, kenalin nama aku Adina Alisa, aku biasa dipanggil Ginda, saat ini aku berusia 20 tahun. Aku lahir dan tinggal di Pasar Nusi, Kecamatan Candung, Kabupaten Agam. Aku anak tiga dari empat ibu saudara. Oh iya, di rumahku aku gak punya saudara kelaki, karena semua saudaraku perempuannya. Rumahku berada di kaki Gunung Merapi. Di rumahku seru banget, air airan sejuk, beda dengan tempat tinggalku sekarang, panas banget. Oh iya, aku minta kasih tau kalian kalau aku adalah mahasiswa dari politik JNB Padang, jurusan Bahasa Indonesia. Sekarang aku tinggal di Padang, jauh dari rumah. Sudah satu tahun lagi aku tinggal di sini, karena sekarang aku sudah 90 tahun terakhir. Kalian pasti penasaran, kenapa aku bisa memilih jurusan Bahasa Inggris. Oh iya, aku mendaftar di beberapa universitas, tapi aku jelas. Pada saat itu, aku berpikir untuk memajukan kehidupan saja, tapi tiba-tiba rumahku datang dan menyarankan untuk mendaftar di politik JNB Padang. Pada saat memilih jurusan, ternyata cuma ada satu pilihan, yaitu jurusan Bahasa Inggris, karena mungkin pengaruh dari jurusanku di SMK. Dan saat itu, aku sangat bimbang untuk memilih lanjut atau tidak, karena aku dari dulu memang tidak menyukai pelajaran Bahasa Inggris. Karena menurutku, pelajaran Bahasa Inggris itu sulit sekali untuk dimengerti, dan juga sulit untuk bisa membuka kusakata yang ada. Tapi pada akhirnya, aku memilih jurusan Bahasa Inggris, dan tidak disangka-sangka, aku lulus. Aku tidak tahu kalau semangat atau sedih saat mendengarku lulus di jurusan Bahasa Inggris. Sekarang, aku akan menceritakan pengalamanku selama tiga semester ini. Di semester pertama, aku agak kesulitan belajar, karena dari awal, aku memang tidak pernah menyukai Bahasa Inggris. Aku sangat kesulitan atau kebingungan, aku tidak tahu harus bagaimana, tapi aku berusaha sampai pada akhirnya, aku mulai mengerti sedikit-sedikit. Di semester kedua, aku memilih jurusan Bahasa Inggris, karena menurutku, jurusan Bahasa Inggris itu sulit sekali untuk memilih lulusan Bahasa Inggris. Aku tidak tahu kalau semangat atau tidak, karena menurutku, jurusan Bahasa Inggris itu sulit sekali untuk memilih lulusan Bahasa Inggris. Di semester kedua, aku mulai enjoy, karena di fisikku ada teman-temanku yang sangat baik. Mereka mau membantuku. Di semester kedua, mulai fokus pada waktu kuliah wajibnya. Dan yang paling menarik bagiku adalah saat kami buat semata-mulai speaking. Saat itu, kami diminta untuk membuat drama, tapi dalam Bahasa Inggris. Selama seminggu, kami latihan untuk menghafal skrip drama tersebut. Dan di semester tiga ini, aku sudah mulai beradaptasi dengan mata kuliah yang ada, walaupun ada beberapa mata kuliah yang sulit bagiku. Ya, memang sangat sulit dan menantang, tapi aku suka tantangan. Maka dari itu, untuk semester besok, aku belajarnya di Universitas Merdeka Malang, karena aku lulus pertukaran mahasiswa Merdeka. Aku senang banget dan tak sabar dengan tantangan-tantangannya. Harapanku untuk semester depan nanti, moga aku bisa menjadi pribadi yang lebih baik lagi, moga aku lebih rajin belajar lagi, dan aku sangat berharap untuk dilanjarkan segala urusanku. Doain aku ya, bisa melalui semuanya. Terima kasih sudah mendengarkan podcastku. Bye-bye! Terima kasih sudah mendengarkan podcastku. Bye-bye!