Home Page
cover of Dinkes DKI Ingatkan Warga Waspada Kasus DBD dan Terapkan PSN 3M Plus
Dinkes DKI Ingatkan Warga Waspada Kasus DBD dan Terapkan PSN 3M Plus

Dinkes DKI Ingatkan Warga Waspada Kasus DBD dan Terapkan PSN 3M Plus

Author Savira

0 followers

00:00-05:04

Nothing to say, yet

Podcastspeech synthesizerspeechnarrationmonologuemale speech

Audio hosting, extended storage and much more

AI Mastering

Transcription

The Jakarta Provincial Health Office is making efforts to control the increase in dengue fever cases in the community. They recently conducted a campaign to eliminate mosquito breeding grounds and promote preventive measures such as draining stagnant water and using mosquito repellent lotion. The number of dengue cases is rising, especially in West Jakarta, due to high humidity and increased rainfall. The community is advised to stay vigilant but not panic as dengue can be prevented. Other prevention efforts include involving the community in mosquito monitoring activities and planting mosquito-repellent plants. The health office has also launched an early warning system called DBD Klim, which provides predictions of dengue incidence and humidity levels in Jakarta. If someone shows symptoms similar to dengue, they should seek medical consultation immediately. The health office has prepared healthcare services in various facilities to manage dengue patients effectively. Ambulance servic Dinas Kesehatan, Dinkes, Provinsi DKI Jakarta terus berupaya mengendalikan peningkatan kasus DBD, demam berdarah dengge, di lingkungan warga. Belum lama ini, Kepala Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Anirus Pitawati bersama jajaran Dinkes, kader Jumantik dan media berkeliling wilayah RW06, Cipete Utara, Jakarta Selatan, dalam rangka melaksanakan gerakan PSN, pemberantasan sarang nyamuk, 3M+, menguras, menutup, mendaur ulang. Pencegahan DBD dilakukan dengan mencegah faktornya berkembang biak. Caranya melalui gerakan PSN 3M. Ini harus dilakukan secara rutin oleh kita semua, kata Ani. Adapun, terkait jumlah kasus DBD di Jakarta terlihat naik dan Jakarta Barat menjadi kota tertinggi jumlah kasusnya. Salah satu penyebabnya karena kelembapan yang tinggi dan meningkatnya curah hujan, berpotensi pada peningkatan faktor penular DBD, yaitu nyamuk Aedes Aegypti. Ani mengingatkan masyarakat untuk tetap waspada. Namun tidak panik karena DBD dapat dicegah. Selain dengan gerakan PSN 3M+, kegiatan lain yang dapat mencegah perkembang biakan dan gigitan nyamuk Aedes adalah pelibatan masyarakat melalui juru pemantau gentik, jumantik, di setiap RT RW di bawah koordinasi lurah. Tidak hanya itu, masyarakat juga dapat menanam tanaman yang tidak disukai nyamuk seperti lavender, serai, jeruk nipis, dan lain-lain. Masyarakat diharapkan dapat berperan aktif dalam Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik G1R1J, dan melaksanakan PSN 3M+, di tempat tinggal masing-masing minimal seminggu sekali. Saya rasa apabila Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik bisa dilakukan, ini bagus untuk Jakarta, Imbawani. Selain itu, mengupayakan ventilasi dan pencahayaan yang cukup dalam ruangan, menghindari kebiasaan menggantung pakaian, serta memakai lotion anti-nyamuk yang dapat mencegah gigitan nyamuk, dan melakukan fogging di daerah penularan. Inovasi lain yang dilakukan adalah meluncurkan produk inovasi bidang kesehatan yaitu sistem DBD Klim, yang merupakan bentuk kerjasama antara BMKG, Badan Meteorologi, Klimatologi, Geofisika, dengan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. DBD Klim adalah program peringatan dini penyakit DBD berbasis E-Klim yang menyediakan prediksi angka insiden DBD, hingga 3 bulan ke depan dan prediksi kelembaban udara, hingga 5 bulan ke depan di Provinsi DKI Jakarta. Jumlah kasus dan vektor masih dipengaruhi oleh E-Klim dan cuaca yang sedang terjadi. Untuk meminimalkan kejadian DBD, diluncurkan sistem DBD Klim, jelasnya. Lebih lanjut, Ani menjelaskan, infeksi pertama yang ditimbulkan apabila tertular DBD umumnya tidak disadari penderita, karena gejala yang tidak khas dan tidak membutuhkan perawatan. Saat seseorang terinfeksi ulang virus dengue, maka baru dikatakan mengalami penyakit demam berdarah dan gejala yang muncul menjadi lebih berat, hingga terjadi perdarahan dan pasien membutuhkan perawatan di rumah sakit. Gejala DBD dapat bervariasi, tetapi gejala umumnya meliputi demam tinggi mendadak, nyeri otot dan sendi yang parah, sakit kepala yang parah, ruam kulit, nausea atau mual dan muntah, penderahan dari gusi atau hidung, tekanan darah rendah, hingga kasus yang parah DBD dapat menyebabkan kegagalan organ, seperti gagal ginjal atau kerusakan hati, serta sindrom shock dengue yang dapat mengancam jiwa. Imbuh ANI Jika ditemukan gejala menyerupai DBD, ANI mengimbau agar warga segera berkonsultasi ke fasilitas kesehatan terdekat. Untuk mengantisipasi peningkatan kasus DBD di wilayah DKI Jakarta, DIMKES DKI Jakarta telah menyiapkan layanan kesehatan, seperti melakukan penatalaksanaan pasien DBD secara memadai di fasilitas pelayanan kesehatan dengan tenaga kesehatan profesional, obat-obatan, dan pemeriksaan penunjang laboratorium yang diperlukan. Adapun layanan tersebut diberikan di 44 puskesmas kecamatan, 292 puskesmas pembantu, dan 31 rumah sakit umum daerah, RSUD. Selain itu, ANI melanjutkan ketersediaan tempat tidur bagi pasien juga disiapkan hingga pemeriksaan penunjang laboratorium dan radiologi di RSUD bagi pasien yang membutuhkan rawat inap dan intervensi lanjutan. Sementara layanan ambulans rujukan di puskesmas kecamatan dan rumah sakit daerah, serta layanan ambulans gawat darurat dari PK3D, pusat krisis dan kegawat daruratan kesehatan daerah, Provinsi DKI Jakarta yang berjaga di area fasilitas umum wilayah DKI Jakarta dapat diakses masyarakat melalui 112.119. Sumber diskriminfotik DKI Jakarta.

Listen Next

Other Creators