Details
Nothing to say, yet
Details
Nothing to say, yet
Comment
Nothing to say, yet
Isaac, Odong, and Marissa are working on repairing their relationship with God by reactivating their prayer lives. They express gratitude for the opportunity to pray and ask for forgiveness for their sins and lack of faith. They ask for guidance and protection in their studies and express their dedication to God. They discuss their doubts and feeling left behind, but find reassurance in their calling to bring others closer to God. They acknowledge the challenges of living a holy life in the modern world but emphasize the importance of following God's will. They encourage each other to stay faithful and discuss plans to attend church and prioritize their studies over a concert. Marissa shares her realization that K-pop cannot fill the emptiness in her heart like a relationship with God can. They make plans to meet at church and support each other in their journey of faith. Apabila sudah balik ke tempat masing-masing, Isaac, Odong, dan Marissa mulai untuk memperbaiki relasi mereka dengan Tuhan dengan mengaktifkan kembali hidup doa mereka. Dalam nama Bapak Putri dan Tuhan Kudus, amin. Pertama-tama sekali, saya ingin mengucap rasa syukur saya karena engkau memberi saya kesempatan pada hari ini untuk berdoa. Tuhan Yesus, ampunilah saya, sebab saya orang berdosa. Saya jarang berdoa. Saya tidak diberkati. Saya masih selalu terikut-ikut dengan hal-hal duniawi. Ampunilah saya, Yesus, dan terima kasih sebab engkau memberi dorongan Roh Kudus yang telah menyedari saya sehingga saya kembali berdoa kepada-Mu. Terima kasih, Yesus, setia walaupun saya tidak setia. Tuhan, sebentar lagi saya akan belajar. Saya mohon penyertaan Roh Kudus-Mu untuk membimbing saya. Lindungilah saya, Tuhan, dari segala godaan maupun gengguan-gengguan yang boleh mengganggu saya dalam pembelajaran saya pada hari ini. Saya persembahkan seluruh diri saya kepada-Mu dalam tangan kasih-Mu dan biarlah apapun yang saya pelajari dapat memulihkan nama-Mu. Dalam nama Bapak Putra dan Roh Kudus, Amen. Dalam nama Bapak Putra dan Roh Kudus, Amen. Tuhan, hari itu saya mulai meragukan panggilan saya sebab saya rasa ketinggalan sudah sama kawan-kawan saya. Yang lain sudah sambung belajar. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Ada yang sudah bekerja. Apalagi masa saya jumpa si Jenny balik. Terus hati saya macam dup-dup juga sikit lah. Tapi, bila saya jumpa balik mereka si Isaac sama si Merissa, di sana saya diberi peneguhan yang inilah panggilan saya. Ada banyak orang di luar sana yang semakin jauh dari Tuhan. Sobat hal-hal duniawi. Padahal Tuhan selalu setia sama kami. Serilah Tuhan, sobat saya ragu-ragu. Sekarang, saya tahu sudah Tuhan memanggil saya untuk membawa jiwa-jiwa yang jauh sudah dari Tuhan. Sobat Tuhan terlebih dahulu merindukan kami untuk datang. Tuhan, gunakanlah panggilan saya untuk menjadi kudus dan dapat membawa orang lain menuju ke kudusan. Amin. Dalam nama Bapak Putra dan Roh Kudus. Amin. Dalam nama Bapak Putra dan Roh Kudus. Amin. Selamat malam, Tuhan. Tuhan, sebenarnya saya sangat penat, Pak ini. Dari kelas lagi. Lepas itu, saya pergi kerja lagi tadi, Pak. Saya punya assignment pun, tidak kena terima lagi oleh lecturer. Lepas itu, saya kena maki lagi sekelas teman tadi. Tapi bila saya balikkan, Tuhan, saya kuat betul bertukar rinduan saya untuk Kau. Saya bersyukur betul bagi Tuhan. Sobat saya dapat ikut di Indonesia Online. Saya dapat meluangkan masa saya bersama Kau, Tuhan. Walaupun saya sibuk, Tuhan. Ada sejauh, Tuhan, saya punya cara untuk menghiburkan hati saya ini. Sebenarnya, Tuhan, saya rasa penat, men. Sama sedih. Saya rasa londi, Tuhan. Tapi time ini, dalam adarasi online ini, saya betul-betul merasa kehadiran Kau, Tuhan. Kehadiran yang penuh kasih dan ketenangan. Saya mau bersembahkan seluruh kesulitan, penderitaan, kesusahan, dan kelemahan saya ke dalam tangan kasihmu, Tuhan. Biarlah di dalam kekurangan saya ini, kan, saya dapat menjadikan dia sebagai kekuatan yang baru di dalam Engkau. Tuhan, ajarlah saya untuk menjadi kuat di dalam Engkau agar dapat berhadapan dengan cabaran-cabaran duniawi dan terus tetap setia kepada-Mu. Amen. Thank you, Tuhan. Nampak-Nampak, Putra dan Rauh Kudus. Amen. Saudara dan saudari sekalian, dalam drama ini, kita boleh lihat bahwa ada banyak cabaran untuk menjadi kudus di zaman modern ini. Dari segi pelajaran, pekerjaan, pengaruh rakan sebaya, dan juga godaan duniawi. Namun, sebagai umat katolik, kita semua dipanggil untuk menjadi kudus. Dan Tuhan selalu menginginkan kita menjadi kudus. Jangan kita pernah merasa tidak layak atau merasa bahwa kekudusan itu adalah sesuatu yang jauh daripada kita. Sebab, Santa Teresa dari Lisu pernah berkata, Kekudusan hanya terdiri daripada melakukan kehendak Tuhan dan menjadi seperti yang Tuhan kehendaki kita. Marilah kita semakin mau melakukan kehendak Tuhan dalam kehidupan kita seharian, dalam hidup doa dan pelayanan kepada sesama. Beto Kaloakitis telah membuktikan bahwa dengan melakukan kehendak Tuhan dan menyenangkan Tuhan dalam hidupnya, dapat membawa dia menjadi orang kudus. Tetaplah setia, Saudara dan Saudari, karena inilah panggilan kita menjadi kudus dalam alam. We dare to be holy. Anyeong, Merisa. Anyeong, Jenny. Kenapa tuh? Besok kau free bahkan? Saya ada tiket konser BLACKPINK. Daddy siang kasih beli untuk kita. Bolehlah kita jumpa Jenny yang betul-betul. Besok kah, Jenny? Bukan hari Minggu kah besok? Iya, besok. Kenapa dia kalau hari Minggu? Kau pergi church kah? Bukan hari Minggu. Iya, besok. Kenapa dia kalau hari Minggu? Kau pergi church kah? Iya, om. Maaf, Jenny. Terima kasih bawa saya pergi konser. Tapi saya mau pergi church besok. Kamu ngomong minggu depan ada final test kita, kan? Saya mau fokus dulu nih belajar. Alah, sayanglah tuh tiket Daddy saya beli. Hmm, tidak apalah. Bawa si Sarah aja lah besok. By the way, Merisa. Kau pergi Misa jam berapa besok? Yang jam lapan kah, jam sepuluh setengah? Oke, Jenny. Kalau yang Misa besok, jam lapan. Kenapa? Kau mau ikut? Hmm, saya ikut lah. Sebab tuh konser dia petang juga. Betul kah kau tidak mau ikut pergi konser? Hmm, saya rasa iya. Sebab macam saya tidak suka cerita. Sudah nih kalau tengok K-pop-K-pop, saya jumpa sudah suka cerita saya yang kekal. Yaitu Yesus. Soalnya lama sudah saya rasa kosong. Terus saya coba isi suku kosongan dalam hati saya dengan K-pop. Tapi saya tidak pernah puas. Tapi kan kalau sama Tuhan, saya tidak rasa kosong. Saya mau jadi sudah macam Santo Carlo Akutis yang selalu buat hal-hal yang menyenangkan Yesus sampai akhir dia hidup. Uish, Mer. Kau balik dari kampung terus panik berkata-kata sudah? Tapi betul juga lah apa kau cakapkan. Jumpa besok lah Mer di church. Kalau saya lambat, call saya ah. Malah tuh belum bangun. Oke, Jenny. Jumpa besok. Awas ah, kalau belum bangun. Jabungan call. Cus siap ikut untuk beli kau. Hehehe. Oke. Bye, Mer. Okay, bye.