Details
Nothing to say, yet
Details
Nothing to say, yet
Comment
Nothing to say, yet
Merissa is a 16-year-old high school student who enjoys creating content and has a positive attitude. However, she comes from a family that constantly argues, causing her to feel stressed and use Life Detox as a coping mechanism. Merissa's parents' constant fighting affects her mental well-being. Additionally, Isaac enjoys playing games but has trouble waking up for church due to staying up late. Odong, on the other hand, comes from a bullying family and spends his time alone at home, using TikTok and watching Korean dramas to alleviate his loneliness. The younger generation faces challenges due to addiction to social media and technology. Si Merissa merupakan seorang pelajar sekolah menengah yang berumur 16 tahun. Dia gemar menjadi konten kreakte dan merupakan seorang yang positif. Namun, Merissa datang dari keluarga yang selalu bertangkar. Ibu bapak Merissa yang seperti anjing dan kucing di rumah menyebabkan si Merissa menjadi tertekan dan menggunakan Life Detox sebagai coping mechanism. Ibu bapak Merissa yang seperti anjing dan kucing di rumah menyebabkan si Merissa menjadi tertekan dan menggunakan Life Detox sebagai coping mechanism. Namun, Merissa datang dari keluarga yang selalu bertangkar. Dia gemar menjadi konten kreakte dan merupakan seorang pelajar sekolah menengah yang berumur 16 tahun. Dia gemar menjadi konten kreakte dan merupakan seorang pelajar sekolah menengah yang berumur 16 tahun. Eh, mana satu kunci itu? Eh, mana satu kunci itu? Eh, mana satu kunci itu? Eh, Merissa, mana suatu kunci kereta dari itu? Eh, tunggu sebentar. Saya akan melakukannya sekarang. Eh, kamu. Life Detox dari tadi saja yang kamu lihat. Coba kamu lihat teman-temanmu yang bagus di rumah. Tolong berikan kepada ibu bapak Merissa. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Bukan seperti kamu. Isaac di Sanchez cukup-cukup lagi main game. Itu bila-bila pun kamu boleh main. Saat itu satu kali satu minggu saja. Coba kamu bawa si Amos. Nanti kita ambil dia. Nanti kita ambil dia. Tidak apa-apa, Pak Dadi. Tidak apa-apa, Pak Dadi. Si Amos pun tidak mau pergi juga. Si Amos pun tidak mau pergi juga. Biar lama si Menemel. Biar lama si Menemel. Cuti juga pun. Waktu kecil, Waktu kecil, si Isaac suka ikut mau ambil dia sama dari dia pergi saat itu. Tapi semakin dia membesar, Si Isaac lebih suka meluangkan masa dengan kawan-kawannya. Dan bermain game sehingga larut malam menyebabkan dia lambat bangun pergi ke gereja. Si Odong pula merupakan seorang pelajar tiketan empat. Dia datang dari keluarga yang buli-bulilah. Tapi ibu si Odong selalu sibuk dengan pekerjaan. Menyebabkan si Odong selalu bersendirian di rumah. Dalam kesunyiannya, Si Odong selalu bermain TikTok dan dia suka menonton drama Korea untuk membuang kesunyiannya itu. Wih, macam mantap pula ini tren baru ini. Tidak mau kalah. Saya coba lah, mana tahu masuk FYP. Wih, bes pula. Enggak mulai untuk konten saya minggu ini. Orang muda zaman sekarang terdedah dengan pelbagai cabaran duniawi akibat ketagihan media sosial dan teknologi. Sebagai contoh...